PERANG BINTANG
13.58
Diposting oleh HOST
Dilema Kere
12.03
Diposting oleh HOST
tau seberapa menderitanya kalau anda tidak memegang uang sepeser pun? itu sangat berat.
KOSONG
09.19
Diposting oleh HOST
menarilah (dengan hati) by TIKA
16.59
Diposting oleh HOST
Lewat tangan Bergeraklah
Lewat Kaki Melangkahlah
Lewat mata Bicaralah
Lewat senyuman Ekspresikanlah
Lewat lekukan Lengkapilah
Dan dari Hati untuk Hati dengan Hati Maka Menarilah
Menarilah dengan hati
klik link >>> alamat facebook penulis
DIA Yang DIABAIKAN (JUARA 1 PEKSIMIDA KALBAR 2010)
16.46
Diposting oleh HOST
Banyak Yang Nanya...
15.45
Diposting oleh HOST
aku cinta karna aku suka..
bukan karna aku ingin...
maksudnya apa?
menurut aku...
kt gak prnah d berikan ksmpatan utk memilih dengan syp kite jtuh cinta...
jd faktanya, ada sebagian orang yang gak ingin mencintai karena mencintai org yg salah..
tapiiiiiiii....
walaupun cnt sm org yg salah, cnt sm org itu tu menjadi kebiasaan tiap hariny,, sadar atau gak, , kt lbh suka dan gk prnh nyesal cnt sm org (walaupun org yg salah), drpd ndk prnh jtuh cnt sama sekali.krn sesungguhnya "DIA" membuat hidup kita lebih berwarna.^__^
SASTRA YANG BUKAN SASTRA
15.43
Diposting oleh HOST
Tentangnya selalu tak ada kata…
Abstrak…
Kehilangan sebuah awal…
Tak pernah mencapai sebuah akhir…
Mencintainya melalui tulisan…
Memujinya dengan segala kiasan..
Mencurahakan segalanya tentang dia..
Akan kehilangan kata..
Bahkan kata “berhenti” untuk menghentikan aku menulis. Tentangnya.
Selalu ada cerita, sulit melalui kata-kata..
Maka hanya aku yang memahami rasa ini..
Takkan pernah terbagi, bukan tak mau tapi tak bisa.
1
15.43
Diposting oleh HOST
diamku bukan untukmu,,
aku bukan pelit untuk bersuara
percuma,,
suara yang terseret pun hanya memastikan sebuah kebohongan,,
membiarkan huruf itu di dalam bayang, hanya usahaku membuktikan sebuah kebenaran,,
aku hening dalam lakonmu,,
biarkan kau melakukan pola yang harusnya kau pahami,,
aku bukan terdiam, tapi memilih untuk diam,,
aku hanya lelah melihatmu bersama malam..
kamu meng-hitam
pilihanmu bukan antara aku dan janjimu..
karena memang tak ada janji..
ini semua hanya tentangmu..
Note ini dibuat ketika tidak menemukan nama saya di daftar pemenang LMCR Lip Ice 2010
14.56
Diposting oleh HOST
Aku menekan tombol close di ujung tampilan komputerku. Cara melampiaskan kekesalan karena luluhnya setiap harapan itu.
Apa yang kalian katakan? Sabar? Berjuang? Sampai kapan! Tak perlu kalian jawab. Itu sebuah pernyataan, bukan pertanyaan. Ungkapan kekesalan.
Amarah ku mereda, kubuka lagi daftar itu.
Bodoh! Menyiksa diri sendiri. Amarah itu kembali. Kubiarkan dentuman lagu dari winamp di komputerku menghipnotis kemarahanku.
Aku sadar. Dan aku tidak malu terhadap perasaanku. Itu yang namanya manusiawi. Sebagai balasannya. Aku menulis.
BELUM ADA JUDUL
Mata itu. Redup. Perlu kalian tahu, dulu, hari yang lalu, matanya tak bercerita seperti itu. Mata itu coklat sarat dengan keakraban yang hangat. Keindahannya dilindungi sebaris bulu mata yang diciptakan untuk kaum sempurna. Tapi mata itu berduka. Mataku berkaca-kaca melihat mata itu mengeluarkan air bening yang aku tahu itu merupakan buah dari pahitnya kenyataan.
Aku mengulurkan tanganku, ingin menepis bulir-bulir air yang sekarang mulai menetes di pipinya. Dia pun memberikan ulurannya, tangan kami membentur sesuatu. Bidang datar. Kesadaran menggamitku, akulah sang pemilik mata.
Aku menatap refleksiku. Begitu kuyu. Aku menangis tanpa peduli suatu saat mungkin saja air mata ini akan habis. Entah berapa lama aku menatap cermin ini sampai-sampai aku bisa melihat noktah kecil menyerupai laba-laba di sudut kanan bawahnya. Kupandangi cermin itu. Beralih ke sesosok tubuh yang menggeletak di samping pahaku. Aku pembunuh. Lalu aku berteriak, tapi tak lagi mengeluarkan suara. Hanya desahan parau yang keluar.
Tubuh itu sudah membiru akibat genangan air di bak yang kerannya tak berhenti mengeluarkan air, serupa dengan kakiku yang keriput dan membiru.
Aku membunuh ibuku. Lalu untuk apa aku hidup? Aku tak ingin hidup. Aku hidup karena ibuku. Aku membunuh ibuku sama saja aku membunuh tujuanku hidup. Membunuh kehidupanku.
“kenapa kau begiu jenius, heh?” teriakku ke wajah di bidang datar itu. “kalau kau membunuh ibumu, harusnya kau bunuh dirimu?”
Semua terdengar masuk akal. Membiarkan tubuh itu terjatuh, sama saja menjatuhkan tubuhku sendiri.
Mataku. Di cermin mata itu tertawa. Senang karena menemukan rumusnya. Aku mendengar suara desah parau terputus-putus. Lagi-lagi aku terlambat menyadari kalau itu tawaku.
Aku ingin berbaring di sisi ibuku. Tak peduli genangan yang kini menjadi kubangan, aku memeluk ibuku, sekaligus korban kejahatanku.
Aku jahat, aku tak seharusnya hidup kan? Aku lebih baik mati kan? Aku senang menemukan alasan-alasan untuk tidak hidup. Senang menemukannya karena lelah dengan rasa bersalah.
Aku cium keningnya yang memar karena luka. Aku meringis saat mengingat memar itu mengeluarkan darah. Membuat genangan air di bawah kami sebelumnya dihiasi warna merah. Aku pembunuh! Harusnya aku tak perlu meninggalkan ibu, tapi ibu yang menyuruhku. Dan harusnya aku membantah perintah itu. Bagaimana aku bisa meninggalkan ibuku di saat-saat fisiknya mulai rapuh di gerogot sang waktu. Aku malu. Lebih malu saat aku terpikir kalau ini bukanlah salahku.
Aku pembunuh. Aku berteriak menggila, berdiri menjauh takut gerakanku membuat ibu terluka. Namun kaki itu pun lelah setelah bersimpuh sekian lama, aku terjatuh. Di waktu yang singkat itu, aku berdoa untuk mati. Namun masih menemukan diriku menatap ibu dari tepian cermin tempat aku terjatuh. Aku terkejut saat melihat genangan itu kembali merah. aku topang tubuhku mendekati ibu, kuperiksa setiap jengkal tubuhnya. Aku melukainya. Aku melukainya. Lagi.
Tidak ada. Tidak ada bagian dari ibuku yang mengeluarkan cairan panas itu. Aku tidak menemukan sumbernya. Untuk sementara aku lega. Aku memeluk ibuku sekilas. Tanpa sengaja aku melihat gerakan dari sudut mataku, refleks yang lambat mengalihkan pandanganku ke arah gerakan itu. Terkejut aku mengamati kembaranku di cermin menjadi banyak. Darah menetes dari tempat momentum benda yang menghantamnya. Siapa yang melempar cermin itu? Aku menatap ibu. Tak mungkin. Ibu sudah mati. Aku yang membunuhnya. Bagaimana mungkin ibu yang melempar kaca itu, bahkan kalau ibu marah kepadaku karena aku membunuhnya. Aku menertawakan kekonyolan pikiranku.
Atau mungkin saja aku takut mengakui kemungkinan itu? Mungkin saja ibu marah. Memang seharusnya dia marah. Dia pantas marah kepada pembunuhnya. Seharusnya aku mendampinginya setiap saat tapi aku membunuhnya dengan meninggalkan ia pergi. Bukankah harusnya aku menjaga? Bukankah artinya ini salahku? Aku membunuh. Tangis itu pun kembali.
Aku tak berdaya lagi. Aku biarkan tubuhku jatuh di genangan itu. Aku gerakkan kepalaku ke samping. Aku ingin melihat buah dari kejahatanku. Orang yang sangat aku sayang. Genangan itu memerah di sudut mataku. Lalu pandanganku mengabur. Aku tersenyum menuju kematianku.
22.06
Diposting oleh HOST
@cafe 7co podomoro.
jadi pengagguran kayak gini ternyata. tidur, makan, keluar, mutar-mutar, internetan, tidur, makan...
sekarang lagi menjalani fase internetan dengan seorang teman menyerupai batu. hmm. it's okay. belom butuh teman ngomong, cuma lagi butuh teman nongkrong, supaya gak kelihatan hopeless and gak punya teman. :(
semoga mulai hari ini bisa posting di blog setiap hari. apapun. media menyalurkan cerita, soalnya kalau diliat-liat teman curhat aku dah pada bosan dengan cerita yang dari jaman SMA sampai sekarang cuma punya satu objek.
hmm, tapi jadi pengangguran ada enaknya. it's like the time when i feel so free, kecuali free dari pertanyaan "sekarang kerja dimana can?" atau "udah kerja can?" atau semacam nya lah. tapi diluar dari pertanyaan itu, aku senang. banyak yang terjadi dalam masa-masa ini. mungkin kalau mood nulis dan inspirasinya ada, di bikin cerpen lah. novel kalau bisa. puisi paling gak. atau curhat di blog paling paling paling nggak.
07.04
Diposting oleh HOST
pagi ini emas
langit dari timur bagai di sepuh
layaknya penutup dari subuh
bagai pembuka dari pagi yang baru.
Their Luck is Not Mine
01.38
Diposting oleh HOST
i wanna be like others
touch the stars without a stair
just stand up and put my hands up
then i touch the star. just with my luck.
they make me so envy
how can they born so lucky
just make a spinning and girls will cheering
just wishing and that's it.. it will be happening
hey God,, why didn't You put me the Line
the same Line with them who always get their want
but now i just can say "hhmmm okay God, we'll see when i'm on that Line..
...and i dont want THAT Luck..." Cause Their is not Mine.
NB: kalau bahasa inggris nya benar, i wanna make it be a song"
MIMPI
10.18
Diposting oleh HOST
sudah tiga hari ini sebelum aku bangun dari tidur, aku melihat sebuah visi yang sama. sebuah latar putih dengan sebuah gunting, boneka lusuh dan sebuah daun kering berjajar di tengah-tengahnya. aku mngenal boneka itu. aku tahu pemiliknya, punya anak tetangga sebelah. lalu kenapa harus lusuh dan kenapa harus boneka. FREAK!!!
KAMAR 23
09.24
Diposting oleh HOST
23.51
Diposting oleh HOST
di dnia ini hanya 2 tempat cerita yang tak pernah terbongkar isinya..
diri sendiri dan Tuhan.
jangan pernah percayakan seluruh rahasiamu kepada orang lain, walaupun itu sahabat terdekat atau keluarga mu sendiri. suatu saat mereka akan berada posisi yang berlawanan dengan kita. mereka siap berbalik menyerang kita. Rahasia2 itu merupakan katu As bagi mereka.
bukan karena mereka tak setia untuk menjadi bagian dari hidup kita, namun karena kesalahan kita. baik kata maupun tingkah.
Kekuatan Dalam Kelemahan
01.53
Diposting oleh HOST
sesaat aku mulai merasa kehilangan jari kelingkingku, jari manis, sampai ibu jari. Selang beberapa waktu merambat ke seluruh tangan kiri. Mati rasa. Ya Allah, matikan juga hati ini. Kebalkan hati ini agar tak terus merasa bahwa Engkau tak adil karena memberikan kelemahan ini. Kebalkan juga hati ini, karena pada saat-saat lemah dalam penyakit yang Kau berikan ini pun, aku masih merasakan sakit yang sama. Sakit karena mencinta.
****
Mata ini tak bisa dicegah untuk mengagumi karya tuhan yang indah. Mata ini pun memiliki system kerja tersendiri yang tak bisa kujaga untuk tak memperhatikannya. Tarikan itu terlalu kuat, seperti magnet yang berbeda kutub dalam jarak dekat.
Dia berbeda dengan caranya, dan aku pun punya cara tersendiri mengaguminya,hanya berdiri dari satu sisi dan menjaga spasi di antara kami. Aku tak pernah mengakui kalau aku telah jatuh cinta, aku takut mengakui itu. Aku takut jatuh cinta. Aku takut salah jatuh cinta.
Apa yang dinamakan dengan cinta?
Hampir setiap orang memiliki definisi yang berbeda tentangnya
Banyak cerita yang menurut mereka adalah bias dari cinta
Ada yang bilang cinta itu rasa
Ada juga yang bilang cinta itu abstrak, tidak pernah tahu apa rasanya.
Pernah dengar kalau cinta itu buta
Tapi pernah juga dengar bahwa cinta berasal dari mata lalu turun ke hati
di sebuah film bilang bahwa cinta itu sahabat,
tapi lebih banyak lagi film yang mengangkat tentang cinta pada pandangan pertama.
Pemusik banyak yang bilang bahwa cinta penuh nada
Namun mengapa banyak yang kesepian karena cinta
Pujangga bilang cinta itu karunia, telah ditentukan Yang Maha Kuasa
Lalu bagaimana mensyukuri ketika salah jatuh cinta?
Aku ingin ketika datang saatnya aku jatuh cinta, aku hanya jatuh tapi tanpa luka. Tapi semenjak kapan Tuhan pernah memberi kesempatan kepada makhluknya untuk memilih cintanya sendiri. Maka sebenarnya aku telah jatuh cinta kepadanya, dan mulai membuat luka itu sendiri dengan terus menatapnya. Memperdalam luka dengan merindunya.
Saat ini aku penuh cinta, tapi aku ragu untuk membagi itu kepadanya. Setiap perhatian yang aku berikan selalu sebanding dengan besar harapan yang aku inginkan. Semakin besar harapan itu semakin besar pula kehancuran yang akan kurasakan. Bukan salahnya, tapi resiko yang harus aku terima.
Saat ini aku hanya bisa menikmati setiap momen nya. Kagum, berharap dan terluka, kagum lagi, berharap lagi, kemudian terluka lagi. Begitu seterusnya. Tapi tahukah kalian bahwa aku benar- benar menikmatinya. Bahwa kebahagiaan terselip di setiap momennya.
***
Aku sedih ketika dia sedih, aku terluka saat dia patah hati, aku bimbang saat dia sakit. Tapi aku juga menangis ketika dia jatuh cinta. Aku marah ketika dia bahagia bukan karena ku. Aku kecewa hanya mendapat sisa dari perhatiannya.
Aku ingin menyaLahkan Tuhan...
tapi hati kciLku berteriak, "Hey, Tuhan tak pernah saLah...!!!"
Lalu kenapa aku yang harus mengaLAminya..?
"Karena kamu bisa mengatasinya"
LaLu kenapa aku tak dibri cara?
"Agar kamu berusaha"
LaLu kenapa ada derita?
"Agar kau dpat menghargai suatu kebahagiaan.."
Untuk malam yang kesekian kalinya, airmata ini mengalir tanda batas kelelahan manusia yang biasa. Manusia dengan garis batas kesabaran yang rendah. Aku bukan tak punya tempat menumpahkan segala apa yang aku rasa. Aku punya teman terhebat yang selalu sedia.Tapi aku tak bisa bercerita, lingkaran itu menghasilkan kejenuhan. Bercerita tentangnya merupakan “Topik panasku” yang membosankan.
Tapi aku menemukan pengganti mereka. Aku menjadikan diriku sendiri untuk teman bercerita. Lebih lega dan lebih leluasa. Lama aku berkutat dengan kesedihan, sedih karena tak pernah berhasil mendapatkan cinta, sedih karena aku pun tak pernah bisa berhenti mencintainya.
Lalu Aku mempelajari sesuatu yang berharga, bahwa hatiku cukup luas untuk menyimpan satu cinta. Aku tak perlu berhenti untuk mencintainya. Aku hanya perlu memperkecil porsi cintaku kepadanya lalu letakkan cinta itu di salah satu sudut hati kita.
Biarkan cinta yang lain mengisi sudut satunya, sekecil apapun itu, biarkan ia bersarang disana, perlahan membangun isatana, memperluas lahannya di hati kita. Jadi aku tetap bisa mencintai orang lain sekaligus mencintainya, dengan cara yang berbeda.
Lunar eclipse. 16 Juni 2011
04.17
Diposting oleh HOST
NArkotika
22.57
Diposting oleh HOST
Kisah Seorang pemuda
yang dibilang penakut bila tak mencoba
cicipi hidup yang katanya menggoda
dengan segala harta bernama narkoba
pilih jalan hidup yang tak ada arah
habiskan masa muda yang sia-sia
nantikan masa tua yang mungkin tak pernah ada
dan tanamkan dosa untuk beli tiket neraka..
hanya selinting, atau sebungkus kecil..
hanya sebatang, atau satu kali hirupan..
hanya akan berhasil dalam nuansa bahagia sementara
efek semu dengan menyamarkan bahaya
merusak diri hingga ke akar-akarnya.
tanpa judul 4
22.51
Diposting oleh HOST
aku begitu gelisah
antara nyata dan maya
antara fakta atau khayalanku saja
aku benci fakta tapi tetap ada
khayalanku pun hanya sebatas asa
lalu bagaimana kalu iya?
takkan pernah bisa berubah
kalaupun bisa tetap membekas jejaknya
dan bagaimana mereka?
apa aku tetap air bagi mereka
atau aku minyak yang berbeda partikelnya
atau kemudian aku tak ada
tanpa judul 3
12.31
Diposting oleh HOST
Sesal...!
Satu kata yang kubenci
Karena selalu hadir setelah semua terjadi
Tak bisa diulang kembali
Hingga buatmu lepas kembali
Tanpa negosiasi...
Cinta...!
Tak harapkan komisi
Tapi pertaruhkan hati
Hanya bermain di satu siklus mini
Pertemuan dan berakhir lagi
Bersemi lalu patah hati
Tak pernah abadi
Selalu kehilangan jati diri
Dialog
12.29
Diposting oleh HOST
Aku ingin menyaLahkan Tuhan...
tapi hati kciLku berteriak, "Hey, Tuhan tak pernah saLah...!!!"
Lalu kenapa aku yang harus mengaLAminya..?
"Karena kamu bisa mengatasinya"
LaLu kenapa aku tak dibri cara?
"Agar kamu berusaha"
LaLu kenapa ada derita?
"Agar kau dpat menghargai suatu kebahagiaan.."
"Apa kau pernah mengingatNya waktu kau bahagia?" tanya hati keciLku
Kadang-kadang
"Apa kamu benar2 berusaha?"
Menurutku Ya.
"apa kamu sudah kehabisan cara?"
Ntah Lah..
" Kenapa kamu terdengar ragu?"
Aku tidak tahu..
...............
................
.................
SUNYI!
kALau Tuhan tak pernah saLah, LaLu apa aLasannya untukku...?
kenapa membuatku dLm keadaan ini...?
LaLu kenapa terdengar seperti tidak adiL...???
2
12.06
Diposting oleh HOST
Aku Lupa Cara Berdoa!!
10.52
Diposting oleh HOST
sarat dengan nada marah..
aku berhenti untuk menelaah..
meneliti akustik ruangan yang seketika berubah..
Dia_lah tangan dari Sang Pemilik Cakrawala
menangkup bumi rapuh..
hingga aku takut suatu saat akan runtuh..
aku menunggu heran kedatangan resah..
malu karena lupa cara berdoa..
aku menungkup kuyu dibawah selimut lusuh
takut Sang Izrail datang saat aku begitu lumpuh walau hanya untuk bersimpuh..
tiupan angin menegur kuanggap sebagai tanda dari Sang Maha..
Pernyataan salah karena berani mengingatnya walau dalam keadaan sarat kuasa..
memberi stempel dosa dengan keberanian menantang Sang Pencipta
aku benar-benar gelisah..
aku memang sudah gila..
DARAH UNTUK DARA
10.36
Diposting oleh HOST
I Am Dance
10.27
Diposting oleh HOST
10.20
Diposting oleh HOST