MATA. The best part of my body that i love.  Bagian tubuh yang membuatku betah duduk di depan kaca. Bagian yang berbicara tanpa mengeluarkan kata. Bagian yang juga membuatku takut menatap terlalu lama. Mataku tak bisa diam, terus bicara. Terbuka dengan semua. Seperti aku tak punya cukup ruang untuk sebuah rahasia. Apalagi setelah aku bertemu mata itu untuk petama kali. Dalam sekejap muncul sebuah ketakutan yang entah darimana. Aku takut mata itu tahu kalau rasa itu datang untuk petama kalinya.
Bukankah hanya butuh satu tatapan untuk membuktikan
Hanya butuh sedetik untuk mencurahkan
Tanpa kata, tanpa suara

Lalu mataku belajar untuk diam. Sembunyikan apapun yang ingin disampaikan. Belajar untuk menipu, menutupi hasrat yang menggebu. Hingga akhinya aku pun tertipu. Mataku terbiasa berbohong, kebenaran terus mendekap di bawah kolong. Mataku kini berbingkai kepalsuan, terus menceritakan kepalsuan.