rasakan ubin yang membeku di bawah kaki laki2 yang menari telanjang,,

yang resah d bawah tatapan hina dan dengki para wanita muda, karena laki2 mereka tak berkedip membalas dahaga nafsu sang birahi.
mereka turut menikmati.

satu2 kaki penari meninggalkan lantai seolah alam lupa ia masih hidup bersama gravitasi.

tangan kekar sang penari lah yang menjadi tumpuan, yang mencengkram tiang besi satu-satunya di tengah ruangan.
uratnya muncul dan ototnya tegang menyembul.

ada yang matanya lapar, seperti sedang menghayalkan adegan liar di balik layar bersama laki-laki penari berbadan kekar.

ada yang malu, pura-pura tak peduli dengan lekuk tubuh sang penari, padahal aku tahu,  sudah berapa kali mata itu kembali kepada si penari.
menikmati.