HARAPAN PENDUDUK DESA
21.13
Diposting oleh HOST
Bisakah kalian bayangkan sebuah desa yang lama
kekeringan, kini dibasahi walau hanya dngan gerimis? Penduduknya akan
kesenangan, bahagia tak tertepiskan, lalu kemudian tumbuh bersama harapan.
Harapan bahwa hujan akan datang lagi, mungkin lebih besar. Tapi jika itu memang
tidak mungkin, gerimis seperti kemarin pun sudah sangat menyenangkan.
Aku ibarat penduduk desa itu. Sudah lama
kehilangan orang yang memberikan harapan, sudah lupa bagaimana rasanya
diperhatikan bahkan tak ingat lagi kapan terakhir kali aku menunggu sebuah
kedatangan. Lalu kau datang hanya dengan sebuah senyuman. Seperti gerimis di
desa yang kekeringan, senyum itu membasuh rasa haus akan kehadiran,
mengingatkan aku bagaimana rasanya berharap dan keheningan hidup hilang dalam
sekejap.
Namun aku lupa untuk bersyukur dengan kehadiranmu,
lalu berharap akan lebih banyak lagi senyuman, berharap akan lebih sering lagi
mendapat kehadiran dan terus menumbuhkan berbagai bentuk harapan. Besarnya
kekecewaan berbanding lurus dengan besarnya harapan yang kita tanamkan. Maka
kekecewaan itu tak dapat aku elakkan. Ternyata aku hanya penduduk desa
kekeringan yang melihat fatamorgana. Semu. Senyum itu hanya gerimis kecil yang
turun sementara. Bukan pertanda akan
adanya gerimis-gerimis kcil lainnya, apalagi hujan besar yang dapat membasahi
kekeringan desa.
Aku mengharapkamu berlebihan.
This entry was posted on October 4, 2009 at 12:14 pm, and is filed under
. Follow any responses to this post through RSS. You can leave a response, or trackback from your own site.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar