OJT di Kantor Pos Karawang
21.05
Diposting oleh HOST
Hmmm ternyata itu baru 10 ribu pucuk, masih ada 27
ribu pucuk lagi kiriman dari mitra Pos, Jiwasraya. Belum lagi datang yang 6000
pucuk entah dari mitra mana, lalu paket untuk dinas kesehatan, dan masih ada
kiriman beberapa mitra lagi. Pak Nur, manager bagian Pemasaran benar-benar
sudah “bekerja”, luar biasa malah. Tetapi ini yang membuat kami, Peserta POK POS 2012 yang ditempatkan
di Kantor Pos Karawang keteteran dengan kerjaan itu. Wong kerja aja baru ngerasa pas OJT ini. Tapi gak papa, ini malah
pelajaran bagi kami. Buat apa on the job training tapi diem aja?
Kami beruntung banyak melakukan kesalahan dan
ngalamin banyak masalah. Beruntung dapat ilmu dari masalah itu maksudnya.
Bayangkan kalau tadi printer yang di pakai buat print Resi (bukti kiriman) itu
lancar-lancar aja? Kami gak bakal tahu kalau Resi yang macet tapi datanya udah
ter-entri di sistem harus di tulis manual.
Beruntung kami tahu cara perbaiki resi yang rusak
waktu lagi nge-print. Beruntung juga kami tahu lebih mudah jika surat-surat itu
dikelompokkan per daerah dulu supaya lebih mudah ngentri datanya karena gak
perlu setiap saat ganti kode pos. belum
lagi pelajaran yang secara tidak langsung kami dapat, bisa tahu ternyata daerah
ini itu masuk dalam provinsi ini. Itu pengetahuan luar biasa bagi saya pribadi
dengan track record nilai geografi di bawah rata-rata.
Pada intinya kami beruntung dapat tempat OJT di
Kantor Pos Karawang yang welcome banget sama kami. Mereka tidak pelit dengan
ilmu, kalaupun diam ketika ditanya itu karena mereka harus melayani pelanggan
dulu. Ah, boleh dibilang saya yang malu, nanya-nanya petugas loket waktu
vestibulle kami udah kayak antri tiket justin bieber. Hahahaha.
Kantor pos yang dibawah pimpinan Pak Teddi ini
baru saja di renovasi gedungnya sehingga kesan “KUMIS” dari kantor Pos itu
hilang. Lebih trendy, lebih keren, lebih modern. Sesuai dengan tujuan Pos
Indonesia dalam modernisasi bisnis dan insan Pos Indonesia. Tampilan ini yang
bikin pelanggan lebih puas, hanya sedikit masukan dari pengunjung mengenai
“first service” yang belum ada di kantor tersebut.
“keselruhan saya puas, mas. Cuma kalo bisa ada
yang di depan pintu buat ngarahin kami mesti kemana. Jadi gak bolak balik.”
Kata seorang pengunjung saat ditanya tentang masukan yang dapat diberikan waktu
dia lagi nunggu giliran bertransaksi.
Ah ya, benar. Mnurut saya itu perlu. Kalau tidak
ada first service, mereka akan langsung ke petugas loket waktu pertama kali
datang untuk bertanya. “kalau mau bayar listrik dimana ya mbak?” kalau mau beli
materai dimana? Kalau mau kirim wesel dimana?” “mbak, kiriman saya belum nyampe
gimana?. Pertanyaan seperti ini dapat memecah konsentrasi petugas loket dan
juga dapat mengurangi waktu bagi pekerjaan mereka. kalau ada first service yang
seperti dimaksud pelanggan yang diwawancara tadi, pertanyaan-pertanyaan tadi
cukup sampai di depan pintu masuk saja, tanpa perlu harus ke loket terlebih
dahulu. Lebih efisien.
Satu lagi, kalau saja seandainya ada mesin antrian
di loket Kantor ini tentu saja akan membantu meningkatkan pendapatan kantor dan
mengubah tipe kantor tersebut menjadi tipe B. Mesin antrian ini memang tidak
murah, tapi kalau biaya untuk membeli mesin ini sebanding dengan pendapatan
yang akan diraih, sepertinya pembelian mesin ini menjadi wajar.
Tapi satu yang saya salut dari Kantor Pos Karawang
ini, petugas loket nya tidak hanya cantik tapi juga ramah. Harusnya saya sudah
bisa menebak itu waktu tahu mereka menyambut kami dengan tangan terbuka, itu
artinya mereka memang sudah terbiasa menerima pelanggan yang butuh pelayanan terbaik
dari kantor pos.
Hampir satu minggu saya dibagian pelayanan kantor
pos Karawang, bandung. Selain kekurangan yang dikarenakan kantor masih dalam
masa renovasi, sepertinya kantor Pos ini sudah siap menyandang Peringkat dengan
tipe B.
This entry was posted on October 4, 2009 at 12:14 pm, and is filed under
. Follow any responses to this post through RSS. You can leave a response, or trackback from your own site.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar